Karena lagi gak ada kerjaan, aku mau posting cerbungku yang ada di Facebook. Hope you enjoy this story :)
----------------------------------------------------------
Sebuah kebersamaan selalu membuat suatu ikatan …
Ikatan yang selalu membuat kita ingin terus bersama
Ketika berada di dalam suka dan duka
Yakin dan saling mempercayai
Rela berkorban demi orang yang kita sayangi
Dan itulah yang dinamakan true love ….
=====
Pagi
itu Felly bangun dari tidur nyenyaknya semalam. Sinar matahari
menyeruak dari balik jendela kamarnya. Felly menggosok-gosok matanya.
Setelah berdiam diri sejenak untuk mengumpulkan tenaga, Felly berdiri
dan mengambil handuknya. Ia pun pergi menuju kamar mandi untuk mandi.
Usai
mandi dan berpakaian, Felly keluar dari kamar tidurnya yang bercat pink
dan pergi menuju meja makan untuk sarapan bersama ayah, ibu, dan
kakaknya. Di meja makan semua sudah berkumpul untuk memulai ritual
sarapan bersama.
“Hai, Bu, Yah, Kak,” sapa Felly kepada ayah, ibu, dan kakaknya yang bernama Rangga.
“Hai, Felly,” balas ayah, ibu, dan Rangga bersamaan.
Felly
duduk di samping Rangga. Mereka semua menikmati roti panggang buatan
ibu mereka. Tiga puluh menit kemudian, Felly beserta keluarganya itu
menyelesaikan ritual sarapan pagi bersama. Rangga dan Felly pun
berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
“Yah, Bu, Rangga sama Felly berangkat dulu, ya!” ujar Rangga sambil menyalami orangtuanya itu.
“Iya. Hati-hati ya!” balas ibu Rangga dan Felly.
Lalu,
Felly dan Rangga pun keluar rumah. Di depan rumah, Rangga sudah
menyiapkan motornya. Tapi, tiba-tiba seorang anak laki-laki dengan
motornya berhenti tepat di depan rumah Rangga dan membunyikan klakson
motornya.
“Hei, Fel, Ga!” sapa laki-laki itu sambil membuka helmnya.
“Lo ngapain ke sini, Za?” tanya Rangga melihat laki-laki tersebut yang bernama Reza.
“Ngga apa-apa, sih. Iseng aja. Btw, Fel, bareng gue aja, yuk?” ajak Reza sambil melirik Felly yang berada di samping Rangga.
Felly menatap Reza bingung. “Wah, tumben ngajak, nih. Kesamber setan apa lo, Za?” tanya Felly menahan tawa.
Reza hanya cemberut bercanda. “Mau gak, nih? Mumpung gue lagi baik, lho!”
“Ikut
si Reza aja, deh, Fel! Biar gue bisa ngejemput Anita. Ya, ya, ya??”
pinta Rangga setengah memelas. Anita adalah gebetan Rangga. Dia satu
kelas dengan Rangga.
Felly tampak berpikir sebentar. “Oke, deh. Tapi jangan ngebut, ya, Za!” Akhirnya Felly setuju dengan ajakan Reza.
“Yah, kita udah hampir telat, nih! Ngebut aja, ya?”
“Ah,
terserah lo, deh. Ya udah, gue duluan ya, Kak. Daaah!” Felly menaiki
motor Reza dan memakai helmnya. Ia pun melambaikan tangan kepada Rangga.
Selama
di perjalanan, Felly dan Reza tak banyak bercakap karena Reza memang
ngebut. Reza adalah sahabat Felly sejak kecil. Makanya Reza juga sangat
akrab dengan Rangga yang merupakan kakaknya Felly. Reza dan Felly juga
satu sekolah. Malah, mereka juga satu kelas dan satu bangku! Banyak yang
menganggap mereka berpacaran.
Sesampainya di depan
sekolah mereka, SMA Idola, mereka turun dari motor. Di tempat parkir,
ketika baru saja mereka sampai, banyak orang yang melirik mereka berdua
dengan tatapan aneh.
“Ayo, Za, ke kelas,” kata Felly sambil menarik tangan Reza.
“Eh, iya, iya.”
Mereka
pun berjalan menuju kelas mereka, kelas XI-2. Di kelas, mereka memilih
bangku ketiga. Sebelum bel berbunyi, mereka banyak mengobrol dan
bercanda. Kalau dilihat-lihat, sih, mereka memang seperti orang pacaran.
Tapi, mereka cuma sahabat dekat. Walau, mungkin ada perasaan terpendam
di antara mereka.
Tet!
Bel masuk pun
berbunyi. Semua siswa dan siswi masuk ke kelas mereka masing. Pelajaran
pertama di kelas XI-2 adalah Matematika. Guru pelajaran Matematika pun
masuk ke dalam kelas.
===
“Fel, nanti gue
tanding basket. Jangan lupa nonton, ya!” ucap Reza sebelum meninggalkan
Felly di saat jam istirahat. Reza harus pergi ke lapangan basket untuk
berlatih nanti. Otomatis, Felly pun sendirian.
Di kelas,
Felly hanya diam sambil membaca novelnya. Tiba-tiba, ada yang masuk ke
dalam kelas tanpa Felly sadari dan duduk di samping Felly.
“Sendiri aja, nih? Mana pacar lo?” Orang itu memecah konsentrasi Felly yang sedang membaca novel. Felly menoleh.
“Dicky! Ganggu aja, ah. Lagian, pacar gue siapa lagi!” seru Felly agak kesal.
Dicky hanya cengengesan. “Ya siapa lagi kalau buka si Reza? Dia, kan, satu-satunya cowok yang deket sama lo!” jawab Dicky.
“Cowo
yang deket sama gue kan bukan cuma si Reza doing! Lo, Bisma, sama Ilham
juga deket sama gue, kan?” timpal Felly dengan sewot karena kesal
dianggap pacar Reza.
“Maksudnya deket itu nempel terus!”balas Dicky masih tidak mau mengalah.
“Nempel? Emang lem pake nempel segala? Huuu …” Felly menyoraki Dicky tepat di telinga Dicky.
Dicky pun spontan menutup telinganya. “Udah, ah, berisik tau!”
“Kamu tuh yang berisik bego!” Felly kini menitak kepala Dicky.
“Aw!”
Dicky mengaduh kesakitan sambil mengusap-usap kepalanya. “Iya, iya,
sori deehh … Pis ah,” Dicky mengacungkan tangannya yang membentuk huruf
‘V’.
“Hahaha … Oh ya, nanti lo nemenin gue nonton pertanding basket, ya? Mau ya? Ya, ya, ya?” pinta Felly dengan wajah memelas.
Sejenak,
Dicky tampak berpikir dan menimbang-nimbang. “Oke deh. Nanti gue ajak
si Bisma sama Ilham. Lo juga ajak si Dita sama Rani.”
“Oke, sip!” Felly mengacungkan jempolnya ke atas sambil mengedipkan matanya.
Waktu
istirahat pun Felly habiskan dengan mengobrol dan bercanda bersama
Dicky. Salah satu sahabatnya yang lain walau persahabatan mereka tidak
selama persahabatannya dengan Reza.
===
Pulang
sekolah, Felly sudah duduk manis di pinggir lapang basket sambil
mengobrol bersama Dita dan Rani. Sedangkan Dicky, Bisma, dan Ilham
belum muncul karena masih ada urusan sebentar. Dari tempat duduk, Felly
dapat melihat Reza yang sedang berlatih mengenakan seragam basket
sekolah. Seragam basket sekolah berwarna biru dan putih.
Ketika
Reza sedang men-dribble bola basket, dengan cepat Reza melemparnya ke
dalam ring dan … masuk! Felly yang melihat aksi Reza tersebut langsung
terkesima. Saking terkesima, wajah Felly sampai merona merah. Dita dan
Rani yang menyadari hal itu langsung menggoda Felly.
“Cieee … Felly …,” goda Dita dan Rani sambil senyum-senyum.
Felly langsung sadar dan salting. “Eh, apaan?” tanya Felly salting dengan wajah masih merah.
“Merhatiin Reza terus tuh …,” goda Rani sambil menyikut Felly.
Salting Felly semakin menjadi-jadi. “Hah?! Nggak kok ih apaan!!!” seru Felly masih salting. Wajahnya semakin merona merah.
“Ngaku
aja, deh. Tuh, wajahnya udah merah,” Dita menunjuk wajah Felly yang
merona merah karena malu dipergoki sedang merhatiin Reza.
Belum sempat membalas, Dicky, Bisma, dan Ilham datang menghampiri Felly, Dita, dan Rani. “Hey!” sapa mereka bertiga kompak.
“Eh, eh, tau gak?” tanya Dita heboh.
“Nggak.” balas Ilham enteng.
“Huuu
… dengerin dulu, dong! Tadi si Felly merhatiin si Reza sampe wajah
merah tau!” kata Dita dengan lepas tanpa memedulikan Felly yang melotot
ke arahnya.
“Cieee …. Jadi bener nih kalo sebenernya
kalian berdua pacaran?” tanya Bisma menggoda Felly dengan tatapannya
yang bikin pengen nyubit.
Felly menjulurkan lidahnya. “Ya nggak lah! Udah, deh, omongan si Dita tuh gak bermutu banget!” elak Felly kesal.
“Amasya? Gak usah bohong deh!” godo Dicky, ikut-ikutan.
Karena
kesal digoda terus, akhirnya Felly pura-pura ngambek sambil masang muka
cemberut. Gara-gara sikap Felly itu, Dita, Rani, Dicky, Ilham, dan
Bisma malah menertawakannya.
“Ih … nyebelin!” gerutu Felly sambil manyun.
Tawa Dita, Rani, Ilham, Dicky, dan Bisma semakin menjadi-jadi. Felly makin kesal saja dan akhirnya malah nyuekin mereka berlima.
Semua
penonton sudah berkumpul di tempat pertandingan. Kemudian, pertandingan
pun dimulai! Reza yang merupakan kapten basket sekolah men-dribble bola
dengan cepat dan memasukan poin pertama. Yes! SMA Idola mendapat 2
poin! Kemudian, tim lawan yaitu SMA Jaya men-dribble bola dan masuk
juga. 2 poin untuk SMA Jaya.
Poin terus berkejar-kejaran
hingga akhir pertandinga, nilai seri! SMA Idola 66 dan SMA Jaya 66. Ini
kesempatan terakhir. Tim lawan men-dribble bola menuju ring SMA Idola.
Cepat, Reza merebut bola tersebut dari lawannya dan men-dribblenya
hingga ring lawan dan … masuk!
Priit!
Tanda
pertandingan berakhir. Skor terakhir adalah SMA Idola 68 dan SMA Jaya
66. Seluruh siswa dan siswi SMA Idola langsung bersorak gembira. Setelah
pertandingan usai, Felly, Bisma, Dicky, Dita, Rani, dan Ilham
menghampiri Reza yang sedang istirhata.
“Hebat lo, Za! Penyelamat!” puji Bisma sambil menepuk pundak Reza.
Reza hanya tertawa kecil. “Gak juga, ah.”
“Lo emang cocok jadi kapten basket, Za. Gak sia-sia lo jadi kapten basket,” tambah Dicky yang membuat Reza tersanjung.
“Iya,
Za. We so proud of you,” timpal Felly dengan senyum mautnya yang
membuat Reza sempat ngefly. Tapi, tentu saja dia tidak begitu ngefly
karena banyak teman-temannya di sini. Nanti malah jadi gossip deh.
“Eh, gimana kalo kita …."
#TO BE CONTINUE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar