Welcome

Welcom to my site! Hope you enjoy to exploring my blog and we can share all about anime, J-Pop, manga, and Japan! ♥

Sabtu, 19 Januari 2013

JKT48 Club Part 1

Konichiwa minna-san! Ane iseng ngepost cerita ini. Sebenernya, bikinnya udah lama. Pas Ochi sama Cleo belom grad. Jadi, masih jadi tokoh deh. Gomen kalo ceritanya jelek. Iseng-iseng aja sih, gak ada kerjaan soalnya :p


-------------------------------------------------------------------

Udara dingin di pagi hari membangunkan gadis imut nan ayu itu. Nabilah namanya. Ia terbangun dari tidurnya dan menatap jam dinding mungilnya dengan gambar Doraemon. Baru menunjukan pukul 04.45. Nabilah segera turun dari kasurnya dan melangkah menuju kamar mandi.





Nabilah Ratna Ayu Azalia. Gadis yang baru saja akan masuk ke SMU. Ini adalah hari pertamanya di sekolah baru. Maka dari itu Nabilah sangat senang dan bersemangat hari ini.

Nabilah keluar dari kamarnya untuk pergi sarapan. Hari ini ia sudah berpenampilan semaksimal mungkin agar mendapatkan teman-teman barunya. Langkah kakinya menuruni tangga dari lantai dua menuju lantai satu. Kepalanya menengok kea rah kanan yang merupakan ruang makan.

“Hai, Ibu!” sapanya riang seperti biasa dengan senyum manisnya. Ibu balas tersenyum kepada anak perempuannya ini.

“Anak Ibu sudah cantik, nih. Udah siap buat di sekolah barunya?” Tanya Ibu sembari meletakkan sepiring telur mata sapi dengan sosis ke depan Nabilah.

Nabilah mengangguk mantap. “Siap, dong, Bu! Kalau gak siap juga pasti Nabilah gak bakal secantik ini!” Senyum Nabilah kembali mengembang.

Sesegera mungkin, Nabilah menyantap sarapan buatan ibunya itu. Entah lapar atau ingin cepat-cepat melihat sekolah barunya itu, Nabilah melahap semua makanan dalam waktu singkat. Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kamu ini … santai saja, dong, makannya,” tegur Ibu melihat tingkah Nabilah.

Nabilah hanya tersenyum kecil. Lalu, seorang laki-laki dengan jas rapi datang mendekati Nabilah. Ia mengacak-acak rambut Nabilah yang sudah disisir rapi oleh Nabilah sendiri. Nabilah mmenggerutu kesal.

“Iiih, Ayah!” Nabilah merapikan rambutnya kembali. “Kan jadi berantakan, deh,” keluhnya dengan wajah cemberut yang lucu.

Ayah tersenyum. “Sudah sarapan? Ayo, berangkat sekarang! Pasti kamu sudah tidak sabar melihat sekolah barumu,” ajak Ayah sambil memegang kunci mobilnya. Nabilah berdiri dari tempat duduknya dan mengambil tas selendang yang ada di sampingnya. Kemudian Nabilah mencium punggung tangan ibunya.

“Berangkat dulu, ya, Bu!” ujar Nabilah dan segera mengikuti ayahnya menuju mobil.

….

Murid baru-murid baru itu berjalan melewati gerbang sekolah yang besar. Wajah dan ekspresi mereka benar-benar bermacam-macam. Ada yang begitu senang dan bersemangat memulai hari baru di tahun ajaran baru, ada yang terlihat lesu belum puas dengan liburannya, ada juga yang bingung karena merasa asing dengan sekolah barunya.

Sekolah dengan bangunan yang luas ini adalah sekolah baru Nabilah. Memiliki empat buah bangunan di utara, barat, timur, dan selatan dengan masing-masing memiliki empat lantai. Ada taman yang besar dengan pohon rindang dan bunga yang indah. Serta lapangan olahraga yang luas dan memadai.

Nabilah berjalan masuk ke dalam sekolah barunya itu. Ia menebak-nebak apa yang akan terjadi hari ini. Ia juga menebak-nebak bagaimana hari pertama Masa Orientasi Sekolah (MOS)-nya. Apalagi dengan teman-temannya. Apakah teman-temannya akan menyukai dirinya? Apakah mereka akan menerima Nabilah yang periang dan kadang suka cerewet?

Kaki mulus Nabilah menaiki tangga menuju lantai dua gedung timur. Nabilah memandangi satu per satu murid baru yang akan menjadi temannya suatu saat nanti. Di dalam hati, Nabilah berpikir mereka pasti orang pintar. Tentu saja. Sekolah tempat Nabilah berpijak sekarang ini bukan sekolah biasa. Sekolah ini sekolah elite dan harus melewati seleksi yang sangat ketat. Nabilah adalah salah satu dari sekian ratus murid yang lulus. Di tengah perjalanan …

“Nabilah!!”

Seseorang meneriaki nama Nabilah dari belakang. Nabilah membalikan badang tersenyum lebar. Ia melambaikan tangannya kepada orang tersebut.

“Ochi!” serunya riang. “Sini!”

Orang yang di panggil Ochi itu berlari kecil mendekati Nabilah dan berjalan di sampingnya. Namanya Neneng Rosdiana, namun orang-orang sering memanggilnya Ochi. Memiliki wajah cantik yang murah senyum. Rambut yang cukup panjang selebih bahu. Ochi adalah sahabat baik Nabilah saat SMP dulu.

Mereka berdua tiba di depan kelas baru mereka. Sudah banyak siswa baru yang datang. Sebagaian ada yang sedang mengobrol, ada yang berkenalan, ada yang hanya diam, dan
ada pula yang hanya membaca buku.

Nabilah dan Ochi masuk ke dalam kelas mereka walau agak malu. Beberapa siswa lelaki banyak yang melirik-lirik ke arah Nabilah dan Ochi. Dan ada juga siswa perempuan yang saling berbisik-bisik dengan tatapan kurang menyenangkan.

Sebuah tempat duduk di dekat jendela menjadi pilihan Nabilah dan Ochi. Nabilah duduk di jajaran ketiga sedangkan Ochi duduk di jajaran keempat.

“Duh, aku nervous,” bisik Ochi pada Nabilah sambil melirik-lirik teman sekelasnya yang baru.

Nabilah tertawa kecil. “Tenang saja. Lagian, kayaknya mereka baik,” Nabilah menenangkan Ochi. Pandangan matanya juga melihat ke sekeliling. Banyak siswa baru yang tidak dikenal oleh Nabilah.

Seorang gadis dengan rambut panjang yang dikucir dua mendekati Nabilah. Wajahnya begitu imut dan manis sehingga membuat orang-orang yang melihatnya gemas. Apalagi ketika ia tersenyum dan tertawa. Kulitnya juga putih bersih sehingga ia tampak seperti boneka lucu.

“Haiiii!!!” sapanya riang pada Nabilah dengan senyum lebarnya.

Dengan senyum ramah Nabilah membalas sapannya. “Hai juga! Aku Nabilah, kamu siapa?” Nabilah menjulurkan tangannya. Segera gadis berkuncir dua itu menjabatnya.

“Aku Cindy Gulla. Panggil aja Cindy,” kata Cindy masih dengan senyum termanisnya.

“Oh iya, kenalin juga sahabat aku, namanya Ochi,” Nabilah menengok ke belakang tempat Ochi duduk.

Ochi agak tersentak, namun ia segera menjulurkan tangannya. “Ochi,” ucapnya dengan malu-malu.

“Cindy.”

Bel sekolah berbunyi nyaring. MOS akan segera dimulai. Empat orang siswa dengan rompi berwarna biru dan gelang lengan berwarna biru-putih masuk ke dalam kelas. Ada seorang gadis dengan rambut panjang, seorang gadis dengan rambut dikucir, seorang laki-laki dengan rambut pendek, dan seorang perempuan berambut pendek.

Siswa-siswa di dalam kelas saling berbisik-bisik mengenai empat orang itu. Empat orang itu adalah OSIS yang akan menjadi pembimbing sementara para siswa baru. Ochi mencolek bahu Nabilah.

“Ssstt … Katanya yang rambut panjang itu Ketua OSIS-nya, lho,” bisik Ochi kepada

Nabilah menunjuk perempuan berambut panjang di dekat pintu. “Dia itu galak,” tambahnya lagi dengan nada agak takut.

Tambahan yang tidak diperlukan, batin Nabilah sebal.

Si Gadis OSIS berambut panjang maju ke depan. Wajahnya terlihat galak dan angkuh. Sambil melipat tangannya, ia berkata, “Namaku Cleopatra. Aku ketua OSIS di sekolah ini, jadi kalian harus hormat kepadaku!”

Nabilah menundukan kepalanya. Duh, dapet kakak kelas yang galak lagi. Apalagi dia ketua OSIS. Mampus, nih.


To be continue


Tidak ada komentar:

Posting Komentar